LUMPUR SYUKUR Aku mungkin tersungkur dulu, dan tanah berlumpur membalur tubuhku sekujur. Tapi lihatlah! Lumpur itu kini menjelma syukur. Dia memberiku sensasi saat kami saling melebur. Dan kini, dengan kedua tanganku, akan kusemai bibit baru di bekas genangan lumpur itu, yang telah kuolah menjadi lahan baru. Tidak pernah ada yang sia-sia bahkan dari sesuatu yang tampak sia-sia. Aku akan panen saat waktunya tiba! Tak pernah ada yang sia-sia